setiap manusia
yang terlahir ditakdirkan menjadi seorang pemimpin. siapapun itu tanpa
terkecuali, mau itu simiskin atau sikaya, yang punya jabatan maupun tidak, semuanya
harus bisa menjadi seorang pemimpin. Minimal memimpin diri sendiri saja,
seperti mengatur waktu, menjaga kesehatan, membangun relationship. Jika kita
sudah bisa melakukan semua itu berarti kita telah menjadi seorang pemimpin yang
baik dalam memimpin diri kita sendiri.
Namun nyatanya
mengatur semua itu tidaklah mudah seperti membalikkan telapak tangan. Sebab semua
hal yang telah kita atur dan rencanakan biasanya
berubah menjadi berantakan akibat dari karakter yang telah terbentuk selama
bertahun tahun seperti menunda nunda pekerjaan, mengaku karya orang lain
menjadi karya kita, dan juga sikap malas.
Karakter sendiri
awal mulanya terbentuk dari pikiran, yang kemudian berubah menjadi perkataan. Dari
perkataan itulah berubah menjadi tingkah laku dan jika hal itu terus dilakukan
maka akan menjadi sebuah kebiasaan. Dan kebiasaan inilah yang terus berulang
selama bertahun tahun yang pada akhirnya menjadi sebuah karakter. Dan karakter
ini yang akan menentukan nasibmu kedepannya. Sebab jika sudah menjadi karakter
bukannya tidak bisa dirubah, tapi akan sulit. Dan akan lebih sulit lagi jika
umurmu telah mencapai 40 tahun. Maka dititik sanalah semua karakter yang sudah
ada dalam diri kita akan menjadi permanen, dan peluang untuk merubahnya
sangatlah kecil, hanya sekitar 0,00001
persen.
Dengan begitu
kita dapat mengetahui bahwa musuh terbesar bagi diri kita adalah diri kita
sendiri, dan yang bisa melawannyapun hanyalah diri kita.
“ayah, ibu, teman-temanmu tak dapat menghentikanmu, tapi diri kamu
sendiri yang dapat menghentikanmu”